Sejarah Singkat MI Miftahul Huda Tayu
Walisongo dan Cikal Bakal Kota Tayu
Tayu, pada jaman dahulu adalah bagian
dari Pati, merupakan kota pelabuhan yang cukup penting di wilayah pesisir Laut
Jawa.
Sejarah leluhur Mas Behi Kartodikromo
dari pihak ayah (Kyai Sakiman) adalah cikal bakal berdirinya kota Tayu, yang
bermula dari :
1.
Kyai Wangkang, Demang Tayu, mampunyai anak Nojopatti (atau Noropatti).
2.
Kyai Noropatti, mempunya anak: Kyai Mangoen dan Kyai Morotroeno.
3.
Kyai Mangoen mempunyai anak: Kyai Sakiman (nama kecilnya adalah
Djalidin).
4.
Kyai Sakiman memiliki putra bernama Mas Behi Kartodikromo
Sedangkan sejarah leluhur Mas Behi
Kartodikromo dari pihak ibu (Nyai Sakijah) adalah, keturunan langsung dari
Walisongo dengan urutan sbb :
1.
Kanjeng Soenan Kedaton Ing Giri, memilik putra : Kanjeng Soenan Dhalem
2.
Kanjeng Soenan Dhalem, memiliki putra: Kanjeng Soenan Prapen.
3.
Kanjeng Soenan Prapen memiliki
putra : Kanjeng Panembahan Kawisgoewo.
4.
Kanjeng Panembahan Kawisgoewo memiliki putra : Kanjeng Panembahan
Goenoengganjar.
5
Kanjeng Panembahan Goenoengganyar mempunyai putra : Kanjeng Panembahan
Babat.
6.
Kanjeng Panembahan Babat
mempunyai putra : Mas Wiromenggolo.
7.
Mas Wiromenggolo mempunyai putri: Mas Geni.
Kecamatan
Tayu, Pati
Kecamatan
Tayu merupakan kecamatan termaju ketiga di Kabupaten Pati setelah kecamatan
Pati dan kecamatan Juwana. Terletak lebih kurang 27 km ke arah utara kota Pati,
tepat di jalur yang menghubungkan Pati dengan Jepara.
Kecamatan
ini berada di keinggian antara 1 - 41 meter dpl dan sebagaimana daerah lain di
kabupaten Pati bagian utara, Tanah di Kecamatan Tayu terdiri atas tanah
Aluvial, Red Yellow dan regosol. dengan luas 4.759 ha yang terdiri atas 2.038
ha lahan sawah dan sisanya seluas 2.721 ha lahan non sawah.
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Dukuhseti.
Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Margoyoso.
Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan
Gunungwungkal dan Kecamatan Cluwak .
Desa/kelurahan
Secara
administratif, Tayu terbagi dalam 22 desa yang memiliki 72 Rukun Warga (RW) dan
368 Rukun Tetangga (RT).
Desa-desa
tersebut adalah:
Bendokaton
Kidul, Bulungan, Dororejo, Jepat Kidul, Jepat
Lor,Kalikalong,Keboromo, Kedungbang, Kedungsari,
Luwang, Margomulyo, Pajangkungan, Pakis, Pondowan, Pundenrejo, Purwokerto, Sambiroto, Sendangrejo, Tayukulon,
Tayuwetan, Tendas, Tunggulsari.
Demografi
Tayu,
mempunyai penduduk sebanyak 68.545 jiwa yang terdiri atas 34.074 penduduk
laki-laki dan 34.471 penduduk perempuan.
Pendidikan
Di
kecamatan Tayu terdapat berbagai lembaga pendidikan yang antara lain terdiri
atas:
TK sebanyak 22 buah
RA sebanyak 18 buah
SD sebanyak 33 buah yang terdiri atas 29 SD
Negeri dan 4 SD Swasta
MI sebanyak 14 buah
SMP sebanyak 4 buah (2 SMP Negeri dan 2 SMP
Swasta), yaitu:
SMP Negeri 1 Tayu
SMP Negeri 2 Tayu
SMP Muhamadiyah 04
SMP BOPKRI
MTs sebanyak 9 buah yaitu:
MTs Mamba'un Nidhom Bulungan
MTs Manba'ul Huda Pundenrejo
MTs Miftahul Falah Jepat Lor
MTs Miftahul Huda Tayuwetan
MTs Miftahul Ulum Purwokerto
MTs Nurul Huda Margomulyo
MTs PI Al HUda Tayuwetan
MTs Raudlotut Tholibin Pakis
MTs Sirojul Anam Luwang
SMA sebanyak 2 buah yaitu:
SMA Negeri 1 Tayu
SMA PGRI
MA sebanyak 4 buah yaitu:
MA Negeri 02 Pati
MA Miftahul Huda Tayuwetan
MA Raudlotut Tholibin Pakis
MA Sirojul Anam Luwang
SMK sebanyak 2 buah yaitu:
SMK Muhamadiyah 02
SMK Pelayaran
Selain itu
terdapat pula lembaga pendidikan non formal seperti lembaga kursus dan Pondok
Pesantren.
Kesehatan
Rumah Sakit Kristen Tayu
Puskesmas Tayu
Desa
Tayuwetan
Tayuwetan
adalah desa di kecamatan Tayu, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
Tayu Wetan
terletak sekitar 27 km di sebelah utara kota Pati. Tayuwetan terdiri dari dua
RW.
Desa ini
berbatasan dengan:
Desa Tayukulon di sebelah barat
Desa Sambiroto di sebelah timur
Desa Keboromo di sebelah selatan (dibatasi
oleh Kali Tayu)
Desa Donorejo di sebelah utara
Tayuwetan
merupakan salah satu pusat aktivitas perdagangan dan pemerintahan di Kecamatan
Tayu. Kantor Kecamatan, Kantor Polsek, alun-alun Tayu dan Masjid Jami' Tayu
terletak di kelurahan ini.
Alun-alun
Tayu menjadi tempat yang ramai dikunjungi di akhir hari, semacam pasar malam.
Hal ini bermula dari tradisi menyambut Lebaran ketupat, di mana diadakan pesta
rakyat sedekah laut sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang berlimpah.
Dalam tradisi tersebut, muncul pasar malam mulai dari H-7 sebelum Lebaran
hingga H+7.
SEJARAH SINGKAT BERDIRI DAN
PERKEMBANGAN MI MIFTAHUL HUDA TAYU WETAN
Masa penjajahan yang lamanya kurang
lebih 3,5 abad, sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa Indonesia.
Lebih-lebih masalah pendidikan, yang oleh penjajah memang dikondisikan untuk tetap
terbelakang, sehingga tidak mengancam keberadaan mereka sebagai penjajah.
Bermula
dari rasa prihatin yang mendalam terhadap keadaan tersebut, banyak yang sudah
berpendidikan merasa prihatin.mereka mulai sadar, bahwa untuk melepaskan diri
dari penjajah, harus ada persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan ini hanya akan bias terealisasi dengan baik
bangsa ini mempunyai taraf pendidikan yang baik. Dari sekian warga Negara yang
prihatin terhadap keadaan tersebut KH. Sholeh Amin, yang berada di daerah Tayu.
Beliau dilahirkan di desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu pada tahun 1884 M, di
lingkungan keluarga yang agamis. Ayah dan ibunya adalah sepasang suami istri
yang peduli sekali terhadap masalah sosial, lebih-lebih pendidikan lingkungan.
Walau hanya seorang diri mendidiknya (karena ayahnya meninggal sejak ia masih
kecil), sang ibu tidak pernah patah semangat untuk mengajar dan mendorongnya
menuntut ilmu.
Setelah merasa cukup usia, beliau pergi
menuntut ilmu ke luar desanya. Untuk pertama kalinya, beliau mndok ke Kajen di
bawah asuhan KH. Siradj. Setelah beberapa saat mondok di Kajen, beliau
melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Tebu Ireng yang diasuh oleh KH. Hasyin
Asy’ari. Setelah tamat dari Tebu Ireng, beliau memperdalam ilmu keagamaan di
Mesir (Kairo) dan Arab Saudi (Makkah). Setelah pulang, beliau mengembangkan
ilmu agama Islam di daerah Tayu dan sekitarnya dengan membuat musholla. Pada
masa awal perjuangannya, hanya ada beberapa santri yang mengaji kepada beliau.
Seiring dengan perjuangan gigih beliau, jumlah santri semakin banyak. Hal
inilah yang mendorong beliau untuk mendirikan Pondok Pesantren pada tahun 1924
M yang diberi nama Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin di dukuh Kauman Desa
Tayu Wetan Kecamatan Tayu. Beberapa tahun kemudian, jumlah santri Pesantren
Nahdlatut Thalibin di dukuh Kauman Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu ini mengalami
kemajuan yang pesat. Selain dari warga setempat, ada pula santri yang datang
dari luar daerah seperti ; Jepara, Rembang, Blora, Purwodadi, dan lain-lain.
Melihat perkembangan jumlah santri yang
demikian, untuk lebih menertibkan sistem pembelajaran, beliau bersama
teman-temannya, yaitu : H. Saekan dari Tayu Kulon, Muh. Shohiban dari Tayu
Wetan, H. Sholeh dari Tayu Wetan, dan H. Mawardi dari Jepat Lor, tepatnya pada
tanggal 1 Januari 1930 M mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda yang
menyatu dengan Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin yang sudah dulu berdiri.
Untuk pertama kalinya yang menjadi pelaksana adalah sebagai berikut : Kepala
Madrasah : 1. K. Chasbullah Salim 2. K. Nashiruddin Mufattisy : 1. KH. Nawawi
2. K. Abdurrohman Pengajar : 1. KH. Chasan Nimazi 2. K. Masyhadi 3. K. Mastur
4. K. Badri 5. K. Nashiruddin 6. K. Samhadji 7. K. Fadloli Madrasah inilah yang
dalam perkembangannya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda. Bahkan dalam
waktu yang tidak lama, Madrasah ini mampu mendirikan Madrasah Tsanawiyah
Miftahul Huda yang kemudian disusul dengan berdirinya Madrasah Aliyah Miftahul
Huda. Salah satu bukti perhatian beliau terhadap pendidikan adalah usaha menyeragamkan
usaha kualitas pendidikan di daerha Pati dan Jepara. Usaha tersebut
direalisasikan dengan bentuk melakukan imtihan (ujian) kitab kuning bersama
setiap akhir tahun pelajaran, yang dipusatkan di Madrasah Miftahul Huda Tayu.
Tentu saja hal ini tidak terlepas dari nama besar beliau sebagai salah satu
ulama yang ikut membantu dalam pendirian Jam’iyah Nahdlatul Ulama, yang
sekaligus duduk sebagai Mustasyar di Pengurus Besar Lembaga tersebut.