Senin, 16 Januari 2017

sejarah Tayu dan MMH Tayu



Sejarah Singkat MI Miftahul Huda Tayu
Walisongo dan Cikal Bakal Kota Tayu
Berbicara masalah leluhur Mas Behi Kartodikromo tidak bisa terlepas dari sejarah kota Pati. Kota Pati pada zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan sendiri, yang pada waktu ini menjadi daerah kekuasaan Majapahit dan kemudian di ambil alih oleh Mataram. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Pada bagian selatan terdapat rangkaian Pegunungan Kapur sedangkan pada bagian barat laut berupa perbukitan.
Tayu, pada jaman dahulu adalah bagian dari Pati, merupakan kota pelabuhan yang cukup penting di wilayah pesisir Laut Jawa.
Sejarah leluhur Mas Behi Kartodikromo dari pihak ayah (Kyai Sakiman) adalah cikal bakal berdirinya kota Tayu, yang bermula dari :
1.      Kyai Wangkang, Demang Tayu, mampunyai anak Nojopatti (atau Noropatti).
2.      Kyai Noropatti, mempunya anak: Kyai Mangoen dan Kyai Morotroeno.
3.      Kyai Mangoen mempunyai anak: Kyai Sakiman (nama kecilnya adalah Djalidin).
4.      Kyai Sakiman memiliki putra bernama Mas Behi Kartodikromo
Sedangkan sejarah leluhur Mas Behi Kartodikromo dari pihak ibu (Nyai Sakijah) adalah, keturunan langsung dari Walisongo dengan urutan sbb :
1.      Kanjeng Soenan Kedaton Ing Giri, memilik putra : Kanjeng Soenan Dhalem
2.      Kanjeng Soenan Dhalem, memiliki putra: Kanjeng Soenan Prapen.
3.      Kanjeng Soenan Prapen memiliki putra : Kanjeng Panembahan Kawisgoewo.
4.     Kanjeng Panembahan Kawisgoewo memiliki putra : Kanjeng Panembahan Goenoengganjar.
5      Kanjeng Panembahan Goenoengganyar mempunyai putra : Kanjeng Panembahan Babat.
6.      Kanjeng Panembahan Babat mempunyai putra : Mas Wiromenggolo.
7.      Mas Wiromenggolo mempunyai putri: Mas Geni.
Kecamatan Tayu, Pati
Kecamatan Tayu merupakan kecamatan termaju ketiga di Kabupaten Pati setelah kecamatan Pati dan kecamatan Juwana. Terletak lebih kurang 27 km ke arah utara kota Pati, tepat di jalur yang menghubungkan Pati dengan Jepara.
Kecamatan ini berada di keinggian antara 1 - 41 meter dpl dan sebagaimana daerah lain di kabupaten Pati bagian utara, Tanah di Kecamatan Tayu terdiri atas tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol. dengan luas 4.759 ha yang terdiri atas 2.038 ha lahan sawah dan sisanya seluas 2.721 ha lahan non sawah.
Batas-batas wilayah Kecamatan Tayu yaitu:
    Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Dukuhseti.
    Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa.
    Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Margoyoso.
    Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gunungwungkal dan Kecamatan Cluwak .
Desa/kelurahan
Secara administratif, Tayu terbagi dalam 22 desa yang memiliki 72 Rukun Warga (RW) dan 368 Rukun Tetangga (RT).
Desa-desa tersebut adalah:
Bendokaton Kidul,  Bulungan, Dororejo, Jepat Kidul, Jepat Lor,Kalikalong,Keboromo,     Kedungbang, Kedungsari, Luwang, Margomulyo, Pajangkungan, Pakis, Pondowan, Pundenrejo,     Purwokerto, Sambiroto, Sendangrejo, Tayukulon,  Tayuwetan, Tendas,  Tunggulsari.
Demografi
Tayu, mempunyai penduduk sebanyak 68.545 jiwa yang terdiri atas 34.074 penduduk laki-laki dan 34.471 penduduk perempuan.
Pendidikan
Di kecamatan Tayu terdapat berbagai lembaga pendidikan yang antara lain terdiri atas:
    TK sebanyak 22 buah
    RA sebanyak 18 buah
    SD sebanyak 33 buah yang terdiri atas 29 SD Negeri dan 4 SD Swasta
    MI sebanyak 14 buah
    SMP sebanyak 4 buah (2 SMP Negeri dan 2 SMP Swasta), yaitu:
        SMP Negeri 1 Tayu
        SMP Negeri 2 Tayu
        SMP Muhamadiyah 04
        SMP BOPKRI
    MTs sebanyak 9 buah yaitu:
        MTs Mamba'un Nidhom Bulungan
        MTs Manba'ul Huda Pundenrejo
        MTs Miftahul Falah Jepat Lor
        MTs Miftahul Huda Tayuwetan
        MTs Miftahul Ulum Purwokerto
        MTs Nurul Huda Margomulyo
        MTs PI Al HUda Tayuwetan
        MTs Raudlotut Tholibin Pakis
        MTs Sirojul Anam Luwang
    SMA sebanyak 2 buah yaitu:
        SMA Negeri 1 Tayu
        SMA PGRI
    MA sebanyak 4 buah yaitu:
        MA Negeri 02 Pati
        MA Miftahul Huda Tayuwetan
        MA Raudlotut Tholibin Pakis
        MA Sirojul Anam Luwang
    SMK sebanyak 2 buah yaitu:
        SMK Muhamadiyah 02
        SMK Pelayaran
Selain itu terdapat pula lembaga pendidikan non formal seperti lembaga kursus dan Pondok Pesantren.
Kesehatan
    Rumah Sakit Kristen Tayu
    Puskesmas Tayu
Desa Tayuwetan
Tayuwetan adalah desa di kecamatan Tayu, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
Tayu Wetan terletak sekitar 27 km di sebelah utara kota Pati. Tayuwetan terdiri dari dua RW.
Desa ini berbatasan dengan:
    Desa Tayukulon di sebelah barat
    Desa Sambiroto di sebelah timur
    Desa Keboromo di sebelah selatan (dibatasi oleh Kali Tayu)
    Desa Donorejo di sebelah utara
Tayuwetan merupakan salah satu pusat aktivitas perdagangan dan pemerintahan di Kecamatan Tayu. Kantor Kecamatan, Kantor Polsek, alun-alun Tayu dan Masjid Jami' Tayu terletak di kelurahan ini.
Alun-alun Tayu menjadi tempat yang ramai dikunjungi di akhir hari, semacam pasar malam. Hal ini bermula dari tradisi menyambut Lebaran ketupat, di mana diadakan pesta rakyat sedekah laut sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang berlimpah. Dalam tradisi tersebut, muncul pasar malam mulai dari H-7 sebelum Lebaran hingga H+7.

SEJARAH SINGKAT BERDIRI DAN PERKEMBANGAN MI MIFTAHUL HUDA TAYU WETAN
Masa penjajahan yang lamanya kurang lebih 3,5 abad, sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Lebih-lebih masalah pendidikan, yang oleh penjajah memang dikondisikan untuk tetap terbelakang, sehingga tidak mengancam keberadaan mereka sebagai penjajah.
Bermula dari rasa prihatin yang mendalam terhadap keadaan tersebut, banyak yang sudah berpendidikan merasa prihatin.mereka mulai sadar, bahwa untuk melepaskan diri dari penjajah, harus ada persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan ini hanya akan bias terealisasi dengan baik bangsa ini mempunyai taraf pendidikan yang baik. Dari sekian warga Negara yang prihatin terhadap keadaan tersebut KH. Sholeh Amin, yang berada di daerah Tayu. Beliau dilahirkan di desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu pada tahun 1884 M, di lingkungan keluarga yang agamis. Ayah dan ibunya adalah sepasang suami istri yang peduli sekali terhadap masalah sosial, lebih-lebih pendidikan lingkungan. Walau hanya seorang diri mendidiknya (karena ayahnya meninggal sejak ia masih kecil), sang ibu tidak pernah patah semangat untuk mengajar dan mendorongnya menuntut ilmu.
Setelah merasa cukup usia, beliau pergi menuntut ilmu ke luar desanya. Untuk pertama kalinya, beliau mndok ke Kajen di bawah asuhan KH. Siradj. Setelah beberapa saat mondok di Kajen, beliau melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Tebu Ireng yang diasuh oleh KH. Hasyin Asy’ari. Setelah tamat dari Tebu Ireng, beliau memperdalam ilmu keagamaan di Mesir (Kairo) dan Arab Saudi (Makkah). Setelah pulang, beliau mengembangkan ilmu agama Islam di daerah Tayu dan sekitarnya dengan membuat musholla. Pada masa awal perjuangannya, hanya ada beberapa santri yang mengaji kepada beliau. Seiring dengan perjuangan gigih beliau, jumlah santri semakin banyak. Hal inilah yang mendorong beliau untuk mendirikan Pondok Pesantren pada tahun 1924 M yang diberi nama Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin di dukuh Kauman Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu. Beberapa tahun kemudian, jumlah santri Pesantren Nahdlatut Thalibin di dukuh Kauman Desa Tayu Wetan Kecamatan Tayu ini mengalami kemajuan yang pesat. Selain dari warga setempat, ada pula santri yang datang dari luar daerah seperti ; Jepara, Rembang, Blora, Purwodadi, dan lain-lain.
Melihat perkembangan jumlah santri yang demikian, untuk lebih menertibkan sistem pembelajaran, beliau bersama teman-temannya, yaitu : H. Saekan dari Tayu Kulon, Muh. Shohiban dari Tayu Wetan, H. Sholeh dari Tayu Wetan, dan H. Mawardi dari Jepat Lor, tepatnya pada tanggal 1 Januari 1930 M mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda yang menyatu dengan Pondok Pesantren Nahdlatut Thalibin yang sudah dulu berdiri. Untuk pertama kalinya yang menjadi pelaksana adalah sebagai berikut : Kepala Madrasah : 1. K. Chasbullah Salim 2. K. Nashiruddin Mufattisy : 1. KH. Nawawi 2. K. Abdurrohman Pengajar : 1. KH. Chasan Nimazi 2. K. Masyhadi 3. K. Mastur 4. K. Badri 5. K. Nashiruddin 6. K. Samhadji 7. K. Fadloli Madrasah inilah yang dalam perkembangannya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda. Bahkan dalam waktu yang tidak lama, Madrasah ini mampu mendirikan Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda yang kemudian disusul dengan berdirinya Madrasah Aliyah Miftahul Huda. Salah satu bukti perhatian beliau terhadap pendidikan adalah usaha menyeragamkan usaha kualitas pendidikan di daerha Pati dan Jepara. Usaha tersebut direalisasikan dengan bentuk melakukan imtihan (ujian) kitab kuning bersama setiap akhir tahun pelajaran, yang dipusatkan di Madrasah Miftahul Huda Tayu. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari nama besar beliau sebagai salah satu ulama yang ikut membantu dalam pendirian Jam’iyah Nahdlatul Ulama, yang sekaligus duduk sebagai Mustasyar di Pengurus Besar Lembaga tersebut.